HTML JAVA

Senin, 05 Agustus 2013

SMP WISATA SANUR MEMPEROLEH PENGHARGAAN TROPI ADIWIYATA MANDIRI DI TAHUN 2013



 SMP Wisata Sanur sebagai satu-satunya sekolah SMP yang terletak didaerah Pariwisata Sanur dan merupakan sekolah milik Yayasan Pembangunan Sanur (YPS). SMP Wisata Sanur yang kini terus berkembang dan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Sehingga perjalanannya banyak sekali mengalami tantangan baik secara internal maupun eksternal. SMP Wisata Sanur kini terus berbenah dan memiliki wajah baru lebih khusus dan lebih refresentatif. 


Di tahun 2013 SMP Wisata Sanur terus meningkatkan prestasi, baik dibidang akademis maupun non akademis. Mengakhiri tahun pelajaran baru SMP Wisata Sanur meraih prestasi dibidang lingkungan yaitu mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri pada tanggal 10 Juni 2013 di Jakarta dalam memperingati hari Lingkungan Hidup. Dengan penghargaan tersebut menjadikan motivasi untuk kita semua agar lebih maju dan berprestasi lagi. Penghargaan tersebut merupakan hasil dari seluruh warga sekolah yaitu SMP Wisata Sanur pada khususnya dan masyarakat sebagai pemilik pada umumnya.


Pada tanggal 8 Juni 2013 juga dilakukan Pemancangan Slogan Gerakan Indonesia BerSeRRi Propinsi Bali bersama dengan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) dan Tim Penggerak PKK Propinsi Bali yang dihadiri oleh dua istri wakil menteri dan Nyonya Gubernur Bali. Pada tanggal 17 Juni 2013 juga menerima kunjungan Studi Banding  dari SMP Negeri 4 Praya, Lombok Tengah dan pada tanggal 2 Juli 2013 juga menerima pertukaran budaya antara OSIS SMP Negeri 13 Wonocolo, Surabaya. Dalam rangka lomba peneliti belia Indonesia kategori SMP dan SMA/SMK Tingkat Provinsi Bali, SMP Wisata Sanur sebagai finalis peringkat 13 se-Bali dan kini SMP Wisata Juga akan mempersiapkan lomba penelitian ilmiah remaja (LPIR) tingkat Nasional.

Rabu, 17 April 2013

TATA CARA BERPAKAIAN SAAT KE PURA SEBAGAI CIRI KHAS BUDAYA BALI YANG MENGHARGAI SENI DAN ETIKA DALAM MENGHORMATI WANITA


Sering kita dengar akhir-akhir ini bahwa pakaian umat Hindu khususnya bagi para perempuan Hindu jika ke pura memakai baju ke pura yang pornografi, karena kain yang digunakan adalah kain yang transparan. Padahal jika kita telusuri pakaian seorang perempuan Hindu yang seperti itu adalah sebuah kekuatan iman seorang pria Hindu yang bisa dijadikan sebagai kekuatan mengekang nafsu disaat pikirannya yang harus dituntut suci saat ke pura.
Tata cara berpakaian ke pura sebagai perempuan Hindu adalah sebuah pikiran suci dan bersih yang merupakan hak asasi manusia. Hak tersebut bisa berjalan dengan baik, jika diimbangi dengan pikiran yang suci dan bersih serta dapat mengekang hawa nafsu. Di lain pihak sering orang berpikir negatif tentang pakaian ke pura perempuan Hindu.
Perempuan Bali dikenal suka berpeluh, pantang berpangku tangan. Mereka pekerja tekun dan gigih. Jika begitu sibuk wanita Bali dengan pekerjaan sehari-hari, kapan mereka bersolek?Apakah perempuan Bali tidak senang memanjakan diri?Berhias, mempercantik diri, merupakan kodrat perempuan. Dengan kecantikan, kemesraan dan kemanjaan, perempuan memikat laki-laki. Setiap perempuan punya naluri menampilkan sex appeal agar laki-laki merubung mereka.
Perempuan Bali menampakkan pesona kecantikannya sebagai wanita-wanita metropolitan, gadis-gadis modern, memikat laki-laki lewat penampilan busana menggairahkan di pesta-pesta. Mereka hadir di pub, kafe, restoran, pesta ulang tahun, perayaan-perayaan dengan busana menggoda, yang membuat laki-laki jelalatan. Mereka tampil seksi dengan bikini di kolam renang dan di pantai. Di tempat-tempat ini kaum lelaki cuci mata, mencuri pandang buah dada yang menantang atau pinggul yang padat bergoyang. Namun beda dengan pakaian ke pura yang serba suci dan transparan karena model kebaya yang seperti itu, dengan tidak berdampak bagi pria yang ada di pura pada saat mereka berdampingan. Tetapi itulah Bali memberikan pesona tersendiri dan tergantung dalam pikiran yang suci yang dimiliki orang Bali.
Apakah perempuan Bali juga memilih kolam renang atau pantai tempat memamerkan daya tarik seks? Jika kita pergi ke Sanur saat hari raya banyu pinaruh, ketika orang Bali mandi berenang di laut, kita tidak bakaln menyaksikan perempuan Bali mandi berbikini. Mereka mengenakan busana lengkap, baju t-shirt dengan kain melilit sepinggang. Ada juga yang mengenakan celana pendek, namun tidak seorang pun berbikini. Kebanyakan wanita Bali malu-malu mengenakan bikini. Jika ada yang coba-coba berbikini mandi di laut, biasanya rekannya mengkritik, “Huh, dia sudah menjadi perempuan kebarat-baratan!”.
Namun tampil seksi, menyuguhkan kemolekan dan kecantikan, merupakan naluri perempuan mana pun, dari seluruh lapisan dan kelas. Tidak terkecuali perempuan Bali. Lazimnya, perempuan Bali menonjolkan sex appeal mereka di tempat-tempat kegiatan upacara adat dan keagamaan. Jika ada piodalan, sanak saudara atau kerabat menikah, upacara potong gigi, merupakan kesempatan bagi perempuan Bali untuk tampil penuh pesona dan seksi. Tentu mereka tidak menggunakan bikini, namun orang Bali selalu kreatif menampilkan lekuk tubuh mereka kendati dengan pakaian kebaya lengkap. Mereka mengenakan kebaya brokat transparan, sehingga kulit kelihatan remang-remang, dan kutangnya jelas kelihatan. Maka jika kita hadir di acara-acara keagamaan di tempat-tempat suci, ketika piodalan di pura, justru dengan leluasa bisa menatap dada wanita Bali yang tembus pandang karena mengenakan brokat transparan.
Majalah Sarad yang terbit di Denpasar, edisi Maret 2000, ketika majalah itu baru berusia tiga bulan, melaporkan kegairahan fashion kaum remaja Bali yang doyan mengenakan kebaya tembus pandang ini. Sarad menyebutkan sebagai kebaya “jala ikan”, karena selain transparan, kebaya itu berlobang-lobang, sehingga kutang jelas tampak. Selera kaum remaja ini kemudian diikuti ibu-ibu di pedesaan. Yang tampak di balik kebaya transparan ini BH yang kumal, karena sering dikenakan ketika memetik tomat dan sayur di kebun.
Belakangan muncul kebaya dengan belahan V, yang makin berupaya menonjolkan daya tarik payudara. Perempuan Bali ternyata tidak cukup menyuguhkan daya pikat kulit mulus lewat kebaya transparan, juga merasa penting menampilkan tonjolan dada dan seksi. Dan tampil seksi ini mereka lakukan di tempat-tempat suci, di pura yang justru semestinya mereka tampil anggun, menutup aurat, sehingga laki-laki yang melakukan persembahyangan bisa tenang, tidak tergoda daya tarik seks wanita di sebelah menyebelah mereka.
Perempuan Bali memang unik dan aneh. Mereka menonjolkan daya pikat tubuh, sex appeal, tidak di tempat sepantasnya. Mereka malu berbikini di kolam renang atau pantai, namun tidak risih sedikit pun mengenakan kebaya “jala ikan” di tempat suci. Selalu tampil seksi di tempat suci, kini menjadi pilihan perempuan Bali, terutama kaum remaja. Tempat suci dan acara adat keagamaan, menjadi peluang untuk menonjolkan daya pikat kewanitaan , daya tarik seks. Tidak heran, jika banyak laki-laki yang sedang piknik senang datang ke tempat-tempat suci untuk menonton perempuan Bali tampil seksi. Kekaguman ketika kegiatan upacara adat dan agama tengah berlangsung, tidak di pestaatau di pusat perbelanjaan.
Hak berpakaian kebaya transparan bagi perempuan Bali sangat lah sesuatu yang sudah lazim kita dapati dan merupakan sebuah kekokohan budaya yang bisa menanamkan nafsu seorang laki-laki untuk tidak tergoda serta pakaian kebaya yang digunakan saat ke pura adalah sebuah kepercayaan dan patut diluruskan akan keseksian pakaian kebaya ke pura yang dianggap pornografi selama ini kebanyakan orang.
Berbusana adalah sebuah tatanan budaya masing-masing tempat dan tujuannya sangat ditentukan oleh masing-masing situasi dan kondisi. Selain pakaian bukan jaminan orang untuk menilai sebuah pornografi, tetapi darimana sudut pandang kita menilai sebuah kelayakan dan sepantasnya kita berpakaian yang berbudaya timur. Kebaya adalah pakaian adat Hindu saat ke Pura bukanlah hal yang awam lagi, melainkan suatu hal yang patut kita lestarikan sesuai norma dan tata susila yang ada saat ini kita pandang sebagai hal yang sah-sah saja. Jika dilihat dari berpakaian saja saat ke Pura bukan lah hal yang kita jadikan perguncingkan melainkan sebagai hal introspeksi diri dan kekuatan untuk menahan nafsu untuk berpikiran suci. Hak kita adalah sebagai budaya yang patut kita pertahankan untuk kemajuan kita semua.

Selasa, 16 April 2013

WAJAH BARU SMP WISATA DALAM SEGUDANG PRESTASI



SMP Widya Sastra Taruna Sanur yang akrab dipanggil SMP Wisata Sanur yang berdiri sejak tanggal 23 Januari 1967 yang bernaung di bawah Yayasan Pembangunan Sanur kini memiliki wajah baru dalam mempersiapkan diri menuju sekolah Adiwiyata Mandiri di Tahun 2013. Nama Widya Sastra Taruna yang artinya raihlah ilmu pengetahuan selama masih muda, ini mengandung makna bahwa generasi muda harus menuntut ilmu sebagai bekal mengarungi hidup di kemudian hari. Dalam perjalanan banyak sekali mengalami tantangan baik secara internal maupun eksternal. Salah satu tantangan yang paling berat yang harus diselesaikan adalah peningkatan mutu pendidikan. Dalam dekade bedirinya SMP Wisata Sanur diprakarsai oleh tokoh-tokoh masyarakat Sanur melalui Yayasan Pembangunan Sanur adalah sebagai berikut :1). Ida Bagus Made Sedhana ( Tahun 1967  - 1972); 2). Ida Bagus Nyoman Sutarka (Tahun 1972 – 1976); 3). I Wayan Murda (Tahun 1976 – 1978);
4). I Nyoman Kesuma Wijaya (Tahun 1978 – 1979); 5). I Ketut Siki Yasa (Tahun 1979 – 1980); 6). I Nyoman Mandra, BA (Tahun 1980 – 1982); 7). Ida Bagus Made Sedhana (Tahun 1982 – 1996); 8). Drs. Gusi Made Raka (Tahun 1996 – sekarang). Beberapa tokoh pemakarsa tersebut kini terus membuat SMP Wisata Sanur terus berubah dan menjadikan wajah baru sampai saat ini.
SMP Wisata Sanur kini juga sudah terakreditasi “A” dengan SK. Akreditasi dari dinas pendidikan pemuda dan olahraga : No.301/BAP-SM/LL/XI/2010, Tanggal 3 November 2010. Wajah baru tersebut dimulai pembenahan fisik mulai dari gapura pintu masuk yang kini sudah dibenahi untuk penataan artistik tata ruang lingkungan SMP Wisata Sanur yang lebih bagus sampai kegiatan Kesiswaan yang terus berbenah untuk mendulang prestasi akademis dan non-akademis.
Kegiatan Kesiswaan di SMP Wisata Sanur merupakan salah satu pendukung kemajuan prestasi akademis dan non-akademis yang ada. Di bidang akademis peningkatan mutu dilakukan dengan selalu membina siswa-siswi dalam bidang pelajaran MIPA (Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam), Komputer dan Bahasa Inggris yang nantinya bakal dipersiapkan dalam lomba-lomba olimpiade. Sedangkan di bidang akademis yang lain ditahun ini juga dipersiapkan untuk kelas IX dalam menghadapi Ujian Nasional yang jatuh pada tanggal : 22 April 2013 dengan mengadakan Try Out dan Lest Pengayaan secara rutin. Pelulusan tahun ini diharapkan bagi siswa kelas IX SMP Wisata bisa lulus dengan prestasi yang membanggakan. Dari tahun 2012 sampai 2013 kini SMP Wisata Sanur mendulang prestasi yang cukup membanggakan, salah satu diantaranya : Juara umum I Lomba ketangkasan Pramuka di SMA Nasional Denpasar (19 Janari 2012), Juara I Lomba Teruna – Teruni Bali Cilik (22 April 2012), Penghargaan Khusus sebagai sekolah Adiwiyata Nasional dari Kementrian LH di Jakarta (5 Juni 2012), Peringkat 10 LT V Pramuka di Cibubur-Jakarta (7-13 Juli 2012), Juara Umum I Lomba Marchingband on the Stage (24 Juni 2012), Juara I Lomba Dharma Gita tingkat SMP di SMAN 3 Denpasar (29 Desember 2012) dan Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMP Se-Bali di SMAN 1 Denpasar (15 Januari 2013). Semua prestasi yang gemilang itu tentunya berkat dukungan semua pihak. Di tahun ini pula SMP Wisata Sanur mempersiapkan diri dalam 4 event penting yang tidak kalah bergengsinya, yaitu PORJAR dan PSR 2013 yang dilaksanakan pemerintahan kota Denpasar (8-13 April 2013), Lomba Sekolah Adiwiyata Mandiri 2013 yang dilaksanakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Pusat (April 2013), Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2013 tingkat Nasional di Malang (Agustus 2013) dan Lomba Duta Sanitasi melalui Karya Tulis dan Poster Ilmiah 2013 yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga (11-12 Mei 2013 di hotel Inna Sindu Beach).
                                                                                                


copyright dek_Ays@wisata, 2013